sewa total station , level , dan gps GNSS

Total Station adalah merupakan teknologi alat yang menggabungkan secara elektornik antara teknologi Theodolite dengan teknologi EDM. Total station adalah alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagai target (alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke EDM).Total station banyak digunakan dalam pemetaan lahan, seperti pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan.

sewa bulanan dan harian

SONDIR / CONE PENETRATION TEST & STANDARD PENETRATION TEST

SONDIR  / CONE PENETRATION TEST & STANDARD PENETRATION TEST

SONDIR / Cone Penetration Test (CPT)

  1. Landasan teori

Cone Penetration Test (CPT) atau lebih sering disebut sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada manometer

  • Deifinisi sondir

Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi. Sondir ada dua macam, yang pertama adalah sondir ringan dengan kapasitas 0-250 kg/cm² dan yang kedua adalah sondir berat dengan kapasitas 0-600

kg/cm². Jenis tanah yang cocok disondir dengan alat ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu.

  • Komponen utama sondir

Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan kedalam tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah karena ditekan, dibaca pada manometer setiap kedalaman 20 cm. Tekanan dari atas pada konus disalurkan melalui batang baja yang berada didalam pipa sondir (yang dapat bergerak bebas, tidak tertahan pipa sondir). Demikian juga tekanan yang diderita konus saat ditekan kedalam tanah, diteruskan melalui batang baja didalam pipa sondir tersebut ke atas, ke manometer.

Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:

  1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai
  1. Menghitung daya dukung tanah asli
  2. Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya

Standart Penetration Test(SPT)

Tujuan

Untuk mengetahui kedalam lapisan tanah keras serta sifat daya dukung setiap kedalaman.

Dasar Teori

SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm, Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah tabung ini dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya menumpu lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanah secara visual
Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini, digunakan palu dengan beban 140 lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian 30 in (0,76 m). Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in (150 mm) untuk masing-masing tahap.

Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan /0,3 m atau pukulan per foot(ft)). Uji SPT dilakukan pada setiap 2m pengeboran dan dihentikan pada saat uji SPT N diatas 60 N berturut turut sebanyak 3 kali.

Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut.

SPT Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut

Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah standar.Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor.Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas.

Pada pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15 cm.Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30 cm dan dilanjutkan sedalam 45. Pukulan kedua dan ketiga inilah muncul nilai “N” yang merupakan manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung standar mencapai kedalaman 45 cm.

Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).

Teknik pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan hasil uji SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan adalah teknik bor bilas (wash boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir (auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji SPT dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor bilas maka mata bor yang digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping mata bor dan bukan melalui ujung mata bor.

Apa bila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang keluar dari ujung mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada gilirannya akan menghasikkan nilai N yang lebih rendah dari pada yang seharusnya.

 

GEOLISTRIK

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem. Tujuan utama dari metode jasa geolistrik ini sebenarnya adalah mencari resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas atau tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap arus listrik . Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode geolistrik juga dapat dipakai untuk menentukan sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial diri dan medan induksi.
Resistivitas batuan dapat diukur dengan memasukkan arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik elektrode di permukaan tanah dan 2 titik lain untuk mengukur beda potensial di permukaan yang sama. Hasil pengukuran geolistrik dapat berupa peta sebaran tahanan jenis baik dengan jenis mapping atau horisontal maupun sounding atau kedalaman. Hasil pengukuran geolistrik mapping maupun sounding disesuaikan dengan kebutuhan diadakannya akuisisi data serta jenis konfigurasi yang digunakan.

Konfigurasi
Pengukuran geolistrik berhubungan dengan geometri susunan elektrode arus dan potensial yang digunakan saat akuisisi. Metode geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektrode AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metode perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan.
Beberapa jenis konfigurasi yang biasa digunakan untuk pengukuran geolistrik adalah, konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner, konfigurasi Dipole-dipole dan variasinya.
Susunan elektrode yang biasanya digunakan pada saat pengukuran geolistrik di lapangan

Konfigurasi Wenner

Pengukuran ini dilakukan dengan cara meletakkan titik titik elektrode dengan beda jarak satu sama lain yang sama. Elektrode yang bersebelahan akan berjarak sama (AM = MN = NB = a). Konfigurasi ini memiliki kelebihan dalam ketelitian pembacaan karena memiliki nilai eksentrisitas yang tidak terlalu besar atau bernilai sebesar 1/3. metode ini juga salah satu metode dengan sinyal yang bagus. Kelemahan dari metode ini adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. selain itu, metode ini membutuhkan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan konfigurasi yang lain karena setiap berpindah, maka kabel harus diganti dengan yang lebih panjang.

Konfigurasi Schlumberger

Macam macam konfigurasi pengukuran geolistrik
Pengukuran ini dilakukan dengan cara yang sama dengan Wenner, namun jarak elektrode arus dapat diubah tidak sama dengan jarak elektrode potensial. Nilai eksentrisitas dari konfigurasi ini dapat berkisar antara 1/3 atau 1/5. Apabila elektrode arus yang dipindah sudah melewati batas eksentrisitas, perlu dilakukan shifting pada elektrode potensial agar nilai yang didapatkan masih bisa terbaca.
konfigurasi schlumberger biasanya digunakan untuk sounding, yaitu pengambilan data yang difokuskan secara vertikal. Kelebihan dari konfigurasi ini adalah dapat mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika shifting. Sedangkan kelemahannya adalah pembacaan pada elektrode MN kecil ketika AB berada sangat jauh, hampir melewati batas eksentrisitasnya.
Konfigurasi Dipole-Dipole
Pengukuran ini dilakukan dengan cara yang sangat berbeda dengan dua konfigurasi diatas. Elektrode potensial diletakkan berjauhan dengan jarak na dari elektrode arus.
kelebihan dari konfigurasi ini adalah biaya yang dikeluarkan tidaklah mahal jika dibandingkan dengan wenner dan schlumberger. konfigurasi ini juga dapat digunakan untuk mapping, yaitu pengukuran yang memfokuskan hasil secara lateral. untuk kekurangannya adalah konfigurasi ini memiliki kualitas sinyal yang jelek jika dibandingkan wenner dan schlumberger. Selain dipole-dipole kita dapat melakukan pengurangan elektrode sehingga konfigurasi tersebut menjadi pole-dipole (pengurangan 1 elektrode) atau pole-pole (2 elektrode).

Manfaat Pengukuran GeolistrikHasil data pengukuran geolistrik berupa tahanan jenis dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan:
1. Geologi Teknik untuk mengetahui tebal lapisan lapuk, jenis batuan, struktur geologi serta porositas dan permeabilitas batuan untuk penentuan konstruksi.
2. Pertambangan, untuk mengetahui persebaran mineral di dalam lapisan tanah.
3. Minyak untuk mengetahui ketebalan lapisan lapuk dalam penentuan pemasangan bor, struktur lapisan serta jenis batuan.
4. Arkeologi untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah yang terpendam dalam tanah.
5. Geologi regional suatu wilayah baik struktur geologi maupun stratigrafinya.
6. Hidrologi, untuk mencari akuifer atau sumber air tanah atau mengetahui intrusi air laut.

SURVEY BATIMETRI

Survei Batimetri adalah proses penggambaran garis-garis
kontur kedalaman dasar perairan yang meliputi pengukuran,
pengolahan, hingga visualisasinya. Pada survei batimetri akan
didapatkan garis-garis kontur kedalaman, dimana garis-garis
tersebut didaptkan dengan menginterpolasikan titik-titik
pengukuran kedalaman yang tersebar pada lokasi yang dikaji.

Selain informasi kedalaman, dibutuhkan juga informasi posisi
dari titik kedalaman tersebut. Kegiatan penentuan posisi dan
penentuan kedalaman dari suatu titik, umumnya kita sebut dengan
kegiatan pemeruman. Dari data pemeruman itu sendiri, kita dapat
membuat topografi dasar perairan.

Echosounder mengukur kedalaman air dengan mengirimkan getaran akustik melalui transducer dan memantulkan gema. Kedalaman dihitung dari waktu tempuh dua arah dari kecepatan suara dalam air. Ketika kapal bergerak sebuah Single Beam Echo Sounder (SBES) terus mendeting dari permukaan laut dengan suara yang bergetar menghasilkan cetakan dari kedalaman bawah kapal (Sathishkumar et al., 2013).

DEFINISI ECHOSOUNDER
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson, B.W., 1996).Echosounder terdiri dari 2 macam yaitu :

a. Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen dari single-beam terdiri dari transciever (transduceratau receiver) terpasang pada lambung kapal.Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
· Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon.
· Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal (Urick , 1983).

b. Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).

SURVEY FOTOGRAMETRI

PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

SURVEY FOTOGRAMETRI

adalah suatu metode pemetaan objek-objek dipermukaan bumi yang menggunakan foto udara sebagi media, dimana dilakukan penafsiran objek dan pengukuran geometri untuk di proses sampai peta Ortofoto. Saat ini teknik pemetaan udara menggunakan Drone sudah umum dilakukan oleh para praktisi surveyor atau kalangan umum.

Persyaratan utama

Persyaratan utama yang dibutuhkan untuk pekerjaan SURVEY FOTOGRAMETRI antara lain :
1. GPS geodetik untuk pengamatan statik dan pembuatan titik GCP
2. Drone dilengkapi sistem GPS, untuk merekam metadata foto berupa koordinat lokasi X, Y, Z
3. Kamera resolusi tinggi dengan dilengkapi sistem pengarah dan penstabil (Gimbal)
4. Software pengolah foto untuk diposes secara fotogrametri digital untuk menghasilkan data spasial 3D

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menetapkan rencana pengambilan foto menggunakan drone sebagai bahan pemrosesan fotogrametri :
1. Pengaturan jalur dan area survey
2. Luas area survey, akan menentukan durasi waktu terbang, sebagai dasar perhitungan kebutuhan kapasitas baterai drone yang akan digunakan
3. Ketinggian terbang, semakin rendah ketinggian drone hasil foto akan semakin akurat, tetapi jumlah foto yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak
4. Sidelap dan frontlap, yaitu besarnya area yang sama atau saling menimpa dari suatu foto dengan foto yang berikutnya secara berurutan dan bersebelahan untuk menimbulkan paralaks, yaitu pergeseran tampak suatu obyek terhadap latar         belakangnya yang disebabkan perubahan posisi kamera. Semakin besar prosentase sidelap dan frontlap, maka hasilnya akan semakin akurat tetapi  akan menambah durasi survey dan pemrosesan fotogrametri nantinya.

Pemrosesan fotogrametri menggunakan software yang umum digunakan, ada banyak pilihan yang bisa diambil seperti Pix4Dmapper, Agisoft Photoscan dan sebagainya, kebanyakan merupakan software berbayar.

BERIKUT TAHAPAN PEMETAAN MENGGUNAKAN DRONE

SURVEY FOTOGRAMETRI diagram pemetaan drone

Pengamatan GPS statik

Salah satu cara untuk mendapatkan koordinat menggunakan GPS Geodetic adalah dengan Metode pengukuran STATIK dimana dilakukan pengamatan yang waktunya bersamaan menggunakan minimal 2,satu alat di titik control( titik yang sudah diketahui koordinat fix nya) dan satu alat dititik yang ingin dicari koordinatnya.

 

SURVEY FOTOGRAMETRI pengamatan statik

Pemasangan GCP ( Ground Control Point )

GCP adalah marker yang  ditandai di tanah, ditempatkan secara strategis di seluruh area yang dipetakan. GCP dan koordinatnya kemudian digunakan untuk membantu perangkat lunak pemetaan drone secara akurat memposisikan foto udara

SURVEY FOTOGRAMETRI pengukuran gcp

Pengambilan foto udara menggunakan drone

setelah semua titik sebaran GCP sudah siap, langkah selanjutnya adalah mengambil foto udara menggunakan drone

SURVEY FOTOGRAMETRI drone yang digunakan

Prosesing data

berikut contoh prosesing data menggunakan agisoft metashape

SURVEY FOTOGRAMETRI prosesing data

 

Untuk konsultasi silakan hub nomor whatsapp kami akan mencarikan harga yang terbaik.

SURVEY EKTRA TERISTRIS / GNSS GPS

EKTRA TERISTRIS adalah penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi berdasarkan pengukuran sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh satelit (contohnya GPS).

Untuk menghasilkan penentuan posisi sesuai ketelitian yang telah ditetapkan dapat menggunakan receiver GPS tipe geodetik beserta kelengkapannya,

Metode pengukuran menggunakan GPS Geodetik adalah dengan metode statik diferensial, yaitu salah satu receiver GPS ditempatkan di titik Yang sudah diketahui koordinatnya sedangkan receiver yang lain ditempatkan di titik yang akan ditentukan koordinatnya. Pengukuran dapat dilakukan secara loop memancar (sentral), secara jaring trilaterasi atau secara poligon tergantung situasi dan kondisi daerah.

Sebelum pengukuran dimulai, harus diketahui paling sedikit sebuah titik pasti yang telah diketahui koordinatnya sebagai titik referensi di sekitar daerah perbatasan. Sistem Referensi Nasional yang digunakan adalah Datum Geodesi Nasional 1995 atau DGN 95.

STATIK dimana dilakukan pengamatan yang waktunya bersamaan menggunakan minimal 2,satu alat di titik control( titik yang sudah diketahui koordinat fix nya) dan satu alat dititik yang ingin dicari koordintanya.

Surveyor dalam melakukan pengukuran untuk pembuatan peta biasanya memerlukan data titik ikat yang dikeluarkan Bakosurtanal .BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional) yang sekarang bernama BIG (Badan Informasi GeoSpasial) merupakan badan nasional negara yang menangani dan menyediakan data spasial baik berupa Titik titik kontrol horizontal maupun Vertikal. Saat ini melalui website nya http://inacors.big.go.id telah memiliki menu atau fitur online berupa POST-Prosessing Data GPS secara Online, yang dapat digunakan oleh pengguna data gratis.

Para praktisi Geospasial, Geodet, Surveyor tentunya sangat terbantu dalam pekerjaan mereka, terlebih bagi pengguna data keperluan datanya mensyaratkan penggunaan data yang terintegrasi atau satu system dengan system nasional. Kalau biasanya Pengamatan GPSS metode Statik harus menggunakan Minimal 2 unit GNSS/GPS , Saat ini Teman teman bisa mendapatkan data yang terkoreksi dengan hanya memerlukan satu unit GNSS geodetic dalam melakukan pengamatan STATIK. Tanpa harus mendeirikan dan melakukan pengamatan pada titik ikat BIG, karena BIG sudah menyediakan GPS/GNSS yang dioperasikan dan online 24 jam di seluruh Indonesia . Pemerintah menyediakan fasilitas ini melalui BIG ditujukan untuk menunjang program program pemerintah di bidang Data Spasial.

 

RTK (real-time kinematic) adalah teknik navigasi satelit yang digunakan untuk meningkatkan ketepatan data posisi yang diperoleh dari sistem penentuan posisi berbasis satelit .

GPS RTK menggunakan pengukuran fase gelombang pembawa sinyal sebagai tambahan terhadap konten informasi dari sinyal dan bergantung pada stasiun referensi tunggal atau stasiun virtual yang diinterpolasi untuk memberikan koreksi waktu nyata.

Dengan mengacu pada GPS pada khususnya, sistem ini biasanya disebut sebagai peningkatan fase-pembawa, atau CPGPS. memiliki aplikasi dalam survei tanah, survei hidrografi, dan navigasi kendaraan udara tak berawak.

 

Jaringan RTK adalah didasarkan pada penggunaan beberapa stasiun permanen yang tersebar luas di dunia.

Bergantung pada implementasinya, data pemosisian dari stasiun permanen secara teratur dikomunikasikan ke stasiun pemrosesan pusat.

Atas permintaan dari terminal pengguna RTK, yang mentransmisikan perkiraan lokasi mereka ke stasiun pusat, stasiun pusat menghitung dan mentransmisikan informasi koreksi atau posisi yang diperbaiki ke terminal pengguna RTK.

Manfaat dari pendekatan ini adalah pengurangan keseluruhan jumlah BTS RTK yang dibutuhkan. Bergantung pada implementasinya, data dapat dikirim melalui tautan radio seluler atau media nirkabel lainnya.